Perkembangan teknologi memberikan perubahan pada interaksi antar manusia dan pelaksanaan berbagai kegiatan. Penggunaan teknologi sebagai media komunikasi dilakukan untuk menyampaikan suatu pesan atau informasi kepada khalayak dengan lebih cepat, akurat, dan menarik. Penggunaan media sosial, alat berbasis teknologi, hingga Artificial Intelligence (AI) atau disebut juga kecerdasan artifisial menjadi alat yang digunakan dalam memberikan informasi kepada khalayak. Penggunaan teknologi ini telah merambah berbagai bidang, termasuk dalam bidang pendidikan. Penggunaan teknologi sebagai sarana informasi dalam lingkup pendidikan dapat diaplikasikan dalam bentuk media sosial bagi organisasi, termasuk organisasi Pramuka di SMK Ma’arif NU 2 Ajibarang (SMK Manuda).
Penyebaran informasi yang dilakukan tidak hanya sebagai media komunikasi, tetapi juga media edukasi dan branding organisasi. Pemanfaatan teknologi dalam organisasi kini menjadi hal yang tidak bisa diabaikan, terlebih di era digital yang serba cepat seperti sekarang. Hal ini disampaikan langsung oleh Pradana Putra Pramuka SMK Manuda (Sqasada), Bagus Aryo Wibowo yang menekankan pentingnya teknologi sebagai alat bantu utama dalam pengembangan organisasi. “Memanfaatkan teknologi di zaman sekarang untuk mengembangkan sebuah organisasi sangat penting karena adanya teknologi di era digital sekarang sangat mudah untuk mendapatkan informasi dari luar,” ujar Aryo (26/9).
Namun, Aryo juga mengingatkan pentingnya literasi digital untuk menyaring informasi. “Kita harus menyaring informasi tersebut secara baik dan benar, mana yang memungkinkan itu berita hoax dan mana yang berita sungguhan,” ungkap Aryo (26/9). Menurutnya, apabila kita tidak memanfaatkan teknologi di era digital saat ini, maka organisasi akan kesulitan dalam mengembangkan branding Pramuka dan memposting konten di media sosial atau yang lainnya. Hal senada juga disampaikan oleh Koordinator Humas, Nadhifa Maharani yang menilai bahwa teknologi mampu menghadirkan efisiensi dalam berbagai lini organisasi. “Menurut saya sangat penting karena bisa mengefisiensi kerja dengan mempercepat proses dan mengurangi biaya operasional, mempermudah koordinasi internal dan eksternal, data bisa diolah cepat untuk pengambilan keputusan, dan membantu organisasi tetap relevan di era digital,” jelas Nadhifa (27/9). Melalui berbagai pendapat tersebut, jelas bahwa teknologi bukan lagi pelengkap, melainkan kebutuhan utama bagi organisasi untuk terus berkembang dan tetap eksis di tengah pesatnya arus digitalisasi.
Teknologi kini menjadi bagian penting dalam perkembangan organisasi, termasuk dalam kegiatan kepramukaan. Neli Nur Hidayati, selaku pembina Pramuka menjelaskan bahwa pemanfaatan teknologi bukan lagi pilihan, melainkan kebutuhan. “Menurut saya sangat penting ya, karena kita harus mengikuti perkembangan zaman. Sekarang ini hampir semua kegiatan pakai teknologi, contohnya dengan HP dan laptop,” ujarnya (26/9). Ia menambahkan bahwa penggunaan teknologi sudah mulai diterapkan dalam berbagai kegiatan Pramuka, mulai dari administrasi hingga pelaksanaan ujian. Menurutnya, teknologi juga berperan penting dalam kegiatan seperti JOTA-JOTI dan perlombaan yang kini bisa diikuti secara daring. “Sekarang ikut lomba tidak harus offline, banyak juga yang online. Bahkan lomba PBB sekarang ada variasi pakai video. Makanya kita harus bisa beradaptasi,” ungkapnya (26/9). Hal ini menunjukkan bahwa teknologi menjadi kunci penting dalam modernisasi organisasi dan pembentukan generasi Pramuka yang siap menghadapi tantangan zaman.
Penggunaan teknologi juga diterapkan oleh Pramuka SMK Ma’arif NU 2 Ajibarang melalui media sosial. Organisasi Pramuka mengelola media sosial berupa Instagram yang menyajikan berbagai informasi dan edukasi terkait kepramukaan. Pembuatan konten media sosial tidak terlepas dari penggunaan teknologi dan kerja sama dengan berbagai pihak. Pramuka SMK Manuda berkolaborasi bersama Teaching Factory (TEFA) di Program Keahlian (Proli) Broadcasting dan Perfilman (BP) dalam pembuatan berbagai konten. Pembuatan konten ini menggunakan berbagai alat teknologi, seperti kamera, tripod, drone, hingga alat-alat penunjang dokumentasi lainnya. Peralatan teknologi yang dimiliki Proli BP tidak hanya mendukung pembelajaran berbasis praktik, tetapi juga membuka peluang kolaborasi dengan organisasi seperti Pramuka dalam bidang media sosial.
Ketua Proli BP, Kensari Puspa Pramusinta, mengungkapkan pentingnya peran TEFA BP dalam mendukung kegiatan tersebut. “Peran TEFA BP dalam mendukung pembuatan konten media sosial yang berkolaborasi dengan Pramuka menurut saya penting,” ujar Kensari (28/9). Ia menekankan bahwa TEFA memberikan ruang nyata bagi siswa untuk menerapkan ilmu yang dipelajari di kelas ke dalam dunia nyata. “Karena melalui ini (kolaborasi), siswa dapat mengaplikasikan keterampilan yang telah dipelajari di jurusan,” lanjutnya (28/9). Selain sebagai sarana pembelajaran, TEFA BP juga menjadi wadah pendukung kegiatan eksternal seperti Pramuka,” jelas Kensari (28/9). Menurutnya, TEFA BP dapat turut serta memfasilitasi pembuatan konten media sosial untuk kegiatan Pramuka. Adanya kolaborasi pembuatan konten media sosial Pramuka dengan program keahlian dapat mengembangkan konten secara lebih profesional dan menarik. Kolaborasi ini sekaligus memberikan pengalaman nyata bagi siswa di dunia kerja dan industri kreatif digital.
Pemanfaatan teknologi di era digital saat ini tak hanya berkutat pada peralatan fisik, tetapi penggunaan kecerdasan artifisial (AI) yang menjadi strategi penting untuk mendukung penyebaran informasi dan konten yang lebih menarik, khususnya dalam gerakan Pramuka. Hal ini diungkapkan oleh Aris Widyanto, guru mata pelajaran Koding dan Kecerdasan Artifisial (KKA) “Oke, jadi menurut saya peran AI yang berkolaborasi dengan Pramuka dalam pembuatan konten media sosial bisa sangat luas dan bermanfaat,” ujar Aris (29/9). Ia menjelaskan bahwa AI dapat digunakan dalam berbagai aspek pembuatan konten, mulai dari tahap perencanaan hingga penyuntingan. Menurutnya, penggunaan AI bisa membantu Pramuka dalam pembuatan kalender konten, misalnya untuk momen Hari Pramuka, kegiatan perkemahan, bakti sosial, atau lomba,” jelasnya. Tak hanya itu, AI juga dapat menjadi sumber kreativitas. “AI bisa menghasilkan ide postingan menarik seperti quotes motivasi kepramukaan, kisah inspiratif tokoh Pramuka, atau konsep kampanye sosial,” lanjutnya (29/9).
Dalam hal desain dan visual, Aris menambahkan bahwa AI juga dapat dimanfaatkan melalui platform seperti Canva. “AI desain seperti Canva AI bisa membantu membuat poster, infografis, atau ilustrasi kegiatan Pramuka dengan cepat,” katanya (29/9). Sedangkan dalam proses editing, ia menyebutkan bahwa AI seperti CapCut AI atau Runway bisa secara otomatis memotong video, menambahkan teks, subtitle, hingga efek. “Jadi intinya, AI menjadi asisten kreatif, teknis, sekaligus analis yang mendukung Pramuka agar lebih modern, relevan, dan mudah menjangkau generasi muda melalui media sosial,” tutup Aris (29/9).
Senada dengan Aris, guru mapel KKA sekaligus Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum (WKS 1), Ragil Aminudin juga menekankan pentingnya pemanfaatan AI untuk mendukung kegiatan Pramuka. “Pramuka dan AI bisa berkolaborasi dalam berbagai cara untuk menciptakan konten dan kegiatan yang lebih inovatif dan relevan dengan perkembangan zaman,” ujar Ragil (29/9). Ia memberikan beberapa contoh penerapan teknologi AI yang dapat digunakan secara langsung dalam kegiatan Pramuka. Menurutnya, salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan memanfaatkan AI untuk mengoptimalkan pembuatan materi pelatihan atau konten edukatif yang lebih interaktif.
Ragil juga mencontohkan aplikasi pembelajaran tali-temali berbasis AI.
“Pramuka bisa menggunakan aplikasi berbasis AI untuk memandu siswa dalam mempelajari berbagai teknik tali-temali. Aplikasi ini bisa menyediakan video tutorial yang interaktif dan memberi umpan balik otomatis jika peserta berhasil atau gagal dalam membuat simpul atau ikatan tertentu,” katanya (29/9). Ragil juga menjelaskan penggunaan AI dalam simulasi pengalaman alam, seperti mengadakan pelatihan survival di alam terbuka menggunakan teknologi Virtual Reality (VR) yang dilengkapi dengan AI. AI bisa menilai kemampuan siswa dalam situasi darurat, memberikan feedback secara real-time, dan menyesuaikan tingkat kesulitan sesuai kemampuan individu.
Terakhir, Ragil menyoroti pemanfaatan AI dalam pembuatan konten visual.
“AI dapat menganalisis elemen-elemen yang paling menarik dan relevan untuk audiens target, seperti anak muda atau orang tua, dan menyesuaikan desain poster agar lebih sesuai dengan preferensi mereka,” ungkapnya (29/9). Ia juga turut mendukung adanya kolaborasi organisasi Pramuka dengan program keahlian. Selain dari siswa BP dapat mempraktikkan keterampilan yang didapat sesuai mata pelajaran, melalui kolaborasi ini siswa juga dapat langsung mengimplementasikannya. Penggunaan peralatan teknologi dan AI dapat mendorong Pramuka untuk lebih adaptif, kreatif, dan tetap menjadi wadah pendidikan karakter yang relevan di era modern.
Teknologi juga dinilai memiliki pengaruh besar dalam membentuk citra baru Gerakan Pramuka di era digital saat ini. Hal ini disampaikan oleh Budi Arif, selaku Sekretaris Kwartir Ranting Ajibarang dalam sebuah wawancara. Ia menyebut bahwa media sosial dan teknologi informasi telah menjadi kebutuhan utama dalam kegiatan kepramukaan. “Kalau di era sekarang, memang IT atau branding di media sosial itu sangat dibutuhkan. Kegiatan Pramuka harus masuk ke media sosial supaya kita bisa tunjukkan bahwa Pramuka itu menyenangkan, bukan hanya semaphore atau tali-temali saja,” ujarnya (26/9). Ia mencontohkan bahwa kegiatan seperti outbond game, manajemen game, hingga DMG (Dengar, Musik, Gerak), bisa menjadi sarana pembelajaran yang dikemas menarik melalui konten digital.
Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa teknologi sangat penting dalam menunjang perkembangan siswa. “Sangat penting sekali, bahkan sekarang ujian Pramuka Garuda ada tes IT-nya, seperti mengetik, dokumentasi, presenter, sampai jurnalistik. Kita ingin tunjukkan ke dunia bahwa Pramuka bukan cuma pegang tongkat dan pasang tenda,” tegasnya (26/9). Pemanfaatan teknologi, seperti untuk media sosial TikTok, Instagram, dan Facebook dimanfaatkan untuk mengembangkan kreativitas siswa. “Ketika anak-anak terbiasa berinovasi lalu diunggah ke media sosial, HP itu bukan lagi identik dengan game. Mereka tahu pakai Classroom, TikTok, dan Instagram dengan benar,” jelasnya (26/9).
Budi juga mendukung pemanfaatan kecerdasan buatan (AI). Ia menyatakan bahwa AI bisa menjadi alat bantu pencarian informasi. “AI itu bukan untuk diandalkan sepenuhnya, tapi jadi alat bantu mencari literasi. Bisa dari YouTube, bisa juga dari ChatGPT,” ungkapnya (26/9). Anak-anak kini tidak harus bergantung pada guru atau pembina, tetapi mereka bisa belajar sendiri di rumah. Ia juga mengingatkan bahwa teknologi bukan hanya sebatas media sosial. Penguasaan perangkat lunak seperti laptop juga sangat penting. “Di desa, laptop itu sering ditakuti karena takut rusak. Tapi dalam Pramuka, malah kita sodorkan, ini loh laptop, ayo digunakan buat mengetik, nulis surat, bahkan menulis arab,” jelasnya (26/9).
Kemampuan penguasaan teknologi dalam kegiatan pramuka saat ini bukan lagi sekadar tambahan, melainkan kewajiban. “IT, ChatGPT, perangkat lunak semua itu sekarang bukan sunah lagi, tapi wajib. Anak harus bisa pakai laptop, komputer, atau aplikasi lainnya sebagai bagian dari kegiatan Pramuka masa kini,” pungkasnya (26/9). Penggunaan teknologi dalam kegiatan pramuka menjadi hal yang dapat menunjang keberjalanan program. Namun, dalam implementasinya, tetap harus mengacu pada tata aturan penggunaan teknologi, pengawasan, serta pola pikir kritis dalam menyikapi perkembangan teknologi.
Penulis:
1. Cinta Oktaviana
2. Lentera Maulani
3. Laila Dwi Riyanti
4. Nabila Sifilia
5. Mayline Rizki Cahyani
Link: https://drive.google.com/drive/folders/11f54GWFtZdSENISWgcSmShwSrtp7TSgR?usp=sharing
-
-
-
-
-
